Saturday, February 12, 2011

Papyri Petra Sijpesteijn Mengungkap Sejarah Islam

1326376046878789366

Bukti itu menyatakan Muhammad benar ada.
Kalangan pengamat yang ragu mengklaim bahwa Muhammad tidak pernah ada dan Islam adalah suatu fabrikasi yang dibuat pada abad-abad kemudian. Tetapi Petra Sijpersteijn telah mendemonstrasikan dari hasil kerjanya pada manuskrip-manuskrip papirus arabik bahwa klaim tersebut tidak benar.



Prof. dr. P.M. (Petra) Sijpesteijn adalah Professor Bahasa dan Kebudayaan Arab di Leiden University dengan keahliannya dalam….: “My research and teaching concentrate on the social and economic history of Late Antiquity, Islam and the Medieval Mediterranean; Arabic papyrology, codicology and palaeography; the use of documentary evidence; historiography and the history of Islamic and Arabic Studies.” demikian sepotong pernyataannya menyangkut profil dirinya.



Bagaimana sebenarnya asal-mula Islam dan apa yang terjadi pada awal-awal sejarah Islam? Pada masa lalu, para pakar yang bermaksud melalukan riset subyek tersebut harus mengandalkan pada versi resmi dari kalangan Islam tentang kejadian-kejadian yang ditulis kira-kira 200 tahun sesudah wafatnya Nabi. Relatif baru belakangan tumbuhnya minat akan hal-hal yng lebih obyektif tetapi hanya sedikit sumber-sumber seperti mata uang , inskripsi dan teks yang didokumentasi diatas kertas; yang dapat diperoleh.


Petra Sijpersteijn, professor bahasa dan kebudayaan Arab di Universitas Leiden, mengatakan bahwa sumber belakangan itu adalah teristimewa penting. “Papiri itu kenyataannya satu-satunya sumber kontemporer untuk masa awal 200 tahun sejarah Islam.”

Pioneer

Manuskrip papirus telah diketemukan dalam gurun pasir dan di tempat-tempat buangan sampah kuno di kawasan Timur Tengah terutama di Mesir. Dr Sijpesteijn menjelaskan tinggalan-tinggalan itu sering sulit dibaca karena ada bagiannya yang telah rusak, buruknya tulisan atau masalah dialek. “Tetapi bila kamu dapat membacanya, benda-benda itu memberikan pandangan sekilas tentang kehidupan yang biasa pada masa dini Islam.”


Studi papiri Arabik masih dalam tahap awal. Baru sebagian kecil dari ratusan ribu manuskrip telah dipelajari. Sejauh pekerjaan itu selesai sampai sekarang, para Muslim yang setia dapat mudah menerimanya: Dr Sijpersteijn mengatakan bahwa teks-teks sebagian besar mengkonfirmasi versi resmi Islam mengenai banyak kejadian.


Dr Sijpesteijn menjauhkan dirinya dari kelopok kecil kollega polemikal, dikenal dengan sebutan ‘revisionis’, yang memberikan pernyataan keras bahwa Nabi Muhammad mungkin tidak eksis. Mereka mengatakan penakluk-penakluk Arabik sebenarnya gerombolan Badui yang tak terorganisir yang memperoleh kontrol setengah dunia yang dikenal kurang lebih secara kebetulan.


“Dari papiri, tampak bahwa penaklukan-penalukan Arab itu sungguh terencana secara hati-hati dan terorganisir dan mereka memandang dirinya sebagai penakluk dengan misi agama. Mereka juga menampakkan sebagai telah memiliki pandangan-pandangan agama dan mengikuti tradisi-tradisi yang berisi elemen-elemen penting akhlaq dan keyakinan-keyakinan orang-orang Muslim yang kemudian.”


Dr Sijperstijn mengatakan misalnya, dekat sesudah wafatnya Muhammad, sudah ada penyebutan haji dan zakat bagi yang miskin. Dia juga menemukan teks dari tahun 725 yang membawa nama-nama nabi dan Islam


Even so, her discoveries form a potential threat to the image some modern Muslims have of their history. The papyri contradict the belief held by many of today’s Muslims that Muhammad delivered Islam as a sort of ready-made package. “It looks as though Islam in its first centuries developed a form gradually. There was an awful lot of discussion about precisely what it meant to be a Muslim..

(Penulis:) Disinilah di samping papiri Sijpesteijn membawa berita gembira bagi Muslim ia juga membawa berita yang menantang yang harus dijawab oleh dunia Muslim modern dengan penulisan sejarah Islam. Ada bagian papiri itu yang bertentangan dengan kepercayaan umum Muslim sekarang bahwa Muhammad Saw. membawakan Islam sebagai semacam paket yang sudah siap pakai. Tampaknya bahwa Islam itu masih mencari bentuknya secara gradual. Bahwa begitu banyak pembicaraan tentang tepatnya apa yang dimaksud sebagai “Muslim” yang berarti menyangkut doktrin-doktrin dasar Rukun Iman dan Rukun Islam. Banyak ajaran yang begitu saja di nisbahkan kepada Nabi Muhammad tanpa wawasan sejarah melainkan wawasan “sanad dan matan”.

Wassalam.

http://www.islamic-world.net Date: 2011/01/06
Soetarno Wreda