Saturday, February 5, 2011

Mengapa Nabi Muhammad SAW Sukses Mengemban Misi Kerasulannya???

Hari ini tepat dengan peringatan kelahiran nabi Muhammad SAW. Umum dikenal dengan maulid nabi. Ratusan juta ummat muslim diseluruh dunia memperingatinya, dengan tanpa tiup lilin. Tapi menggelar pengajian. meskipun sebagain ada yang menyebutnya bid’ah (tak ada dari sono nya), namun sebagai sebuah warisan dakwah yang dilakukan oleh para ulama terdahulu, maka peringatan maulid nabi merupakan model lain upaya mencerahkan ummat dengan didiisi ceramah keagamaan, biasanya mendatangkan muballigh dari jauh, dan biasanya pula ummat berlomba-lomba buat olahan makanan khas rakyat. Sehungga biasanya pula jama’ah yang hadir lebih banyak daripada kegiatan pengajian yang biasa dilakukan, entah itu mingguan atau bulanan. Moment lain yang serupa dengan peringatan maulid nabi atau Muludan, dan menjadi agenda Peringatan hari Besar Islam (PHBI) adalah Rajaban (memperingati Isra Mi’raj Nabi), Muharaman (Memperingati tahun baru Islam, dan Nuzulul Qur’an yang biasanya diselenggarakan di Bulan Ramadhan.

Salah satu hikmah diselenggarakannya peringatan Maulid nabi adalah ikhtiar untuk merefresh atau menyegarkan kembali bahkan harusnya meningkatkan semangat keislaman dan kecintaan kita terhadap Baginda Rosul. Dengan mengenang kelahiran beliau, kita diajak untuk membuka kembali lembar per lembar rangkaian sejarah perjalanan kehidupan beliau, baik menyangkut akhlak kepribadian, misi dakwah, dan model kepemimpinan. Sehingga dari situ kita akan menangkap pesan utama dengan sebuah pertanyaan sebagaimana judul tulisan ini ” Mengapa Nabi Muhammad SAW Sukses Mengemban Misinya ?“. Sehingga Islam yang lahir di jazirah Arab nan tandus sana, bisa berkembang hingga ke seluruh penjuru dunia, termasuk kita ummat Islam di Indonesia.

Faktor Personal Yang Luar Biasa

Hal terpenting dari upaya mencari jawab atas pertanyaan tersebut adalah terletak pada diri Rosul Muhammad itu sendiri. Beliau sudah dipilih oleh Tuhan untuk mengemban ajaran Islam dengan ajaran Kitab Suci Al-Qur’an sebagai pedomannya. Beliau merupakan manusia terpilih, manusia tidak sebagaimana manusia lainnya, basyarun laa kal basyar. Semenjak kanak-kanak beliau telah bergelar Al-Amin, orang yang paling terpercaya, karena karakternya yang tak pernah berbohong dan tak pernah menyianyiakan amanat serta kepercayaan orang lain kala itu.

Selain itu, sebagaimana pengakuan Tuhan sendiri bahwa dalam diri Muhammad SAW terdapat akhlak kepribadian yang agung ” Innaka la’ala khuluqin adhiim“, yang senantiasa memberi contoh dan tauladan yang baik “laqad kaana lakum fii rasulillaah uswatun hasanah..”. Dalam berbagai aspek kehidupan, baik di rumah tangga akhlaq terhadap istrinya, terhadap tetangga, terhadap masyarakat, negara dan terhadap alam raya. Rosul mengajarkan tauladan paripurna.

Rosul merupakan orang yang memegang teguh karakter satunya kata dengan perbuatan, orang yang paling pertama melakukan sesuatu sebelum beliau menyampaikannya pada ummat kala itu. Pesan kesederhanaan misalnya, rosul merupakan sosok pemimpin ummat dan pemimpin negara yang menjalankan hidup sederhana dan paling mencintai orang-orang lemah, fakir dan miskin serta anak yatim.

Bandingkan dengan pemimpin ummat dan negara saat ini, mereka berceramah dan pidato pada ummat dan rakyat tentang kesederhanaan tapi mereka berlomba-lomba dalam kemewahan dunia. Ustadz-ustadz yang sering muncul di berita infotainment, atau yang berkeliling dalam tabligh akbar, lihat gaya hidupnya, atau pejabat-pejabat negara, mereka bisa memiliki kendaraan lebih dari 3, rumah bagai istana, sementara rakyatnya masih banyak yang kelaparan, sakit tak mampu berobat serta berbagai fenomena yang memprihatinkan lainnya.

Mereka fasih mendalilkan ayat diatas podium, tapi mereka lalai dalam tindakan nyata sebagaimana Rosul contohkan. Padahal sebagai seorang Rosul, saat berbicara tentang shodaqoh, beliau pula lah orang yang paling rajin bershodaqoh. saat berbicara tentang perlindungan terhadap mustadhafiin atau kaum papa, rosul merupakan orang terdepan yang membela mereka.

Rosul memimpin dengan cinta, segenap tugas dan pengabdiannya disertai dan diarahkan dengan dan untuk mewujudkan cinta kasih, rahman rahim. Beliau menjalankan misi kerasulannya dengan mencerminkan Islam Rahmatan Lil Alamiin. Islam yang menjadi ramat, penyejuk, dan penyelamat bagi seluruh alam. Bukan Islam yang identik dengan kekerasan, pengrusakan, dan penindasan. Islam yang Rasul ajarkan merupakan Islam yang memberikan energi kedamaian, ketertiban dan keselamatan. Pranata yang dibangun semata-mata adalah bagaimana mewujudkan kehidupan ummat manusia yang terlindungi agamanya, Jiwanya, Akalnya, Hartanya, dan keturunannya (Hifdz uddiin, Hifdzun nafs, Hifdzul Aql, Hifdzul maal, hifdzun nasl).

Faktor Team Work Yang Komplit dan Solid

Faktor lain yang menjadi jawab atas pertanyaan diatas adalah bahwa misi kerasulan Nabi Muhammad kala itu dibantu selain langsung oleh Tuhan, juga terdapat sosok pendamping luar biasa yaitu Siti Khadijah al Qubra, dan 4 sahabat utama dengan masing-masing keutamaannya. Mereka berhasil menjalankan perannya masing-masing dengan loyalitas yang tinggi terhadap agama dan Rosul, memberikan kemampuan terbaik yang dimilikinya, mereka lah Sahabat Khulafaur Rasyidin yaitu Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq, Sayyidina Ummar Bin Khothob, Sayyidina Utsman Bin Affan dan Sayyidina Ali bin Abi Tholib RA.

Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq, beliau sosok ulama faqih, kebaikan, keberanian, kokoh pendirian, selalu memiliki ide-ide yang cemerlang dalam keadaan genting, banyak toleransi, penyabar, memiliki azimah (keinginan keras), paling mengerti dengan garis keturunan Arab dan berita-berita mereka, sangat bertawakal kepada Allah dan yakin dengan segala janji-Nya, bersifat wara’ dan jauh dari segala syubhat, zuhud terhadap dunia, selalu mengharapkan apa-apa yang lebih baik di sisi Allah, serta lembut dan ramah. Beliaulah orang pertama yang paling mempercayai apapun yang disampaikan oleh baginda Rosul termasuk saat Rosul dianggap Gila ketika mengabarkan peristiwa Isra Mi’raj yang dijalaninya.

Sayyidina Ummar Bin Khothob, pemimpin dan jendral lapangan, mantan preman yang berani dan sangat tegas, dijuluki dengan singa Padang Pasir. Sebelum masuk islam dia merupakan pemuda Arab yang paling keras menentang dakwah Rosul, sering melakukan penyiksaan terhadap mereka yang telah mengaku masuk Islam. Pasca beliau memeluk Islam posisi dakwah Rosul menjadi semakin kuat dan meluas, dan masa Kekhalifahan Umar inilah Islam menyebar hingga ke Byzantium, Persia dan Sekitarnya. Kepemimpinannya mencerminkan ketegasan dan keadilannya pada hukum tanpa pandang bulu, namun hatinya lembut jika sudah menyangkut penderitaan orang-orang lemah dan miskin.

Sayyidina Utsman Bin Affan, beliau dikenal sebagai sosok pedagang kaya raya dan ekonom yang handal namun sangat dermawan. Banyak bantuan ekonomi yang diberikannya kepada umat Islam di awal dakwah Islam. Kelebihan harta yang dimilikinya, serta sikap kedermawanan beliau ini telah membantu perjuangan Rasul berkaitan dengan keperluan logistik termasuk membina ekonomi ummat kala itu. Saat rosul berbicara shodaqoh, maka semua harta kekayaannya, beliau serahkan kepada perjuangan Rasul, yang tersisa hanyalah diri utsman bin affan itu sendiri dan rosulnya, itu ungkapan bernas dari sang ekonom kaya ini.

Sayyidina Ali Bin Abi Tholib RA, sosok muda, intelek dan berani dan tangguh. Beliau mendapatkan mentor langsung dari Baginda Rosul karena semenjak kecil beliau tinggal bersama Rosul. Boleh dikatakan keberadaan sayyidina Ali RA kala itu mencerminkan tipikal perjuangan Rosul dari sisi Generasi Mudanya. Beliaulah yang menggelorakan semangat juang di kalangan muda kala itu. Pada usia 25 tahun sudah menjadi panglima perang badar, kesetiaan dan keberaniannnya ditunjukan saat beliau berani menggantikan posisi Rosulullah untuk tidur di tempat Rosululloh Tidur, ketika musuh bermaksud akan membunuh Sang Nabi.

Paparan ini semata-mata ingin menunjukan bahwa, setiap perjuangan apapun, setiap pelaksanaan tanggungjawab apapun baik tanggungjawab keagamaan maupun kepemimpinan dan kepemerintahanan, memerlukan faktor-faktor utama diatas. Bahwa awali dari diri sendiri dengan menjadikan sosok tauladan paripurna baik akhlak, nilai juang hingga keteguhan sikap. Lalu sosok pendamping hidup (istri) yang luar biasa dalam mendorong daya tahan menuju keberhasilan perjuangan, dan tak boleh dilupakan pentingnya membuat team work yang mencerminkan kekuatan konsep, korlap yang tangguh, ahli ekonomi dan sumber dana yang memadai, serta figur muda yang gagah, berani dan cerdas. Kombinasi enam faktor diataslah yang menjadikan misi Rosul sukses hingga Islam sampai ke kita saat ini.

Penutup

Teringat kisah, saat baginda Rasul menjelang wafat, beliau berwasiat pada sayyidina Ali “Aku berwasiat padamu, jagalah Sholat, dan lindungi manusia lemah diantara kalian. Pada hembusan nafas terakhirnya, hanya tiga kata yang keluar ” Ummati..ummati..Ummati..” ummatku, ummatku, ummatku….betapa besar cinta dan sayangnya Baginda Rosul pada kita, maka darimanakahh kita akan mencontoh ketauladanan beliau melalui Peringatan Maulid Tahun ini?

Usman Kusmana/kompas